Jakarta - Mengecat mobil di jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, memang menjadi salah satu alternatif, selain mengecat di bengkel resmi. Ongkos yang murah dan hasil yang tidak kalah dengan bengkel resmi. Selain itu, sistem pengerjaannya pun cepat dan praktis, tidak seperti bengkel resmi lainnya yang bisa memakan waktu sampai berhari-hari. Jadilah poin-poin itu menjadi daya tarik konsumen untuk melakukan pengecatan di sana.
Saat ini ada sekitar 20-25 tempat pengecatan mobil jalanan yang berjajar di sepanjang jalan Kramat Raya sampai Pasar Senen, Jakarta Pusat. Masing-masing tempat biasanya memiliki pekerja antara 4 sampai 6 orang.
Mereka menjalankan usahanya tepat di pinggir jalan raya. Sebagai penarik perhatian, mereka memasang plang-plang dari kayu sembari beberapa orang di antaranya berdiri melambai-lambaikan tangan pada setiap mobil yang lewat. Jika ada yang berminat transaksi, baru mobil konsumen dikerjakan di trotoar atau sedikit masuk gang.
Salah seorang pemilik tempat pengecatan, Komeng (30) mengaku mulai membuka usaha ini kira-kira pada tahun 1995. Kepada detikoto, Kamis (20/11/08), Komeng mengatakan memulai usahanya dari nol. “Modal saya dulu cuma kompresor, tabung cat (split) dan berbagai macam warna cat. Jalan deh sampai sekarang.”
Umumnya, usaha bengkel cat duko pinggir jalan ini mulai beroperasi pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB. Dalam sehari, rata-rata Komeng dan kawan-kawan bisa mendapatkan antara 3-4 pelanggan dari berbagai macam jenis kendaraan.
Untuk masalah harga, Komeng mematok harga Rp 3,5 juta untuk pengecatan 1 bodi mobil kelas sedan dengan cat warna metalik. Namun, untuk nonmetalik dihargai Rp 2,8 juta saja. Khusus mobil jenis MPV, konsumen sedikitnya harus merogoh kantong sebesar Rp 3 juta untuk warna metalik, dan yang Rp 2,5 juta untuk nonmetalik.
Selain cat, ada juga jasa las ketok. Untuk jasa memperbaiki cacat kecil pada bodi mobil ini, Komeng dan rekan-rekannya mematok harga Rp 400 ribu untuk 1 panel pintu untuk mobil berwarna metalik. “Kalau untuk yang nonmetalik ongkosnya ya Rp 300 ribu saja,” tegas Komeng.
Selama 13 tahun menjalankan usahanya, Komeng mengaku penghasilan yang didapat cukup memadai, setidaknya untuk menggenapi kebutuhan sehari-hari. Namun ketika ditanya berapa kentungannya dalam sebulan, Komeng enggan menjawabnya. “Rahasia perusahaan,”
Mengintip Bisnis Cat & Las Ketok Jalanan di Senen
Label:
Bengkel